Saturday, August 10, 2019

Kisah Nenek Sahnun, Pemulung yang Berkurban Sapi Dapat Hadiah Umrah Gratis

Bila memang rezeki, pasti tak akan kemana. Kalimat itu nampaknya pantas untuk Sahnun (60), pemulung yang berkurban sapi di Hari Raya Idul Adha tahun ini.

Tak ada yang menyangka tayangan kisah nenek Sahnun di Kompas TV, bakal menggugah hati banyak orang, termasuk sebuah perusahaan perjalanan ibadah haji dan umrah di Jakarta, Nur Rima Al-Waali (NRA) Travel.


NRA memberi hadiah umrah gratis pada nenek yang dikenal gigih ini.

Pihak NRA sempat kebingungan mencari nenek Sahnun. Serah terima hadiah umrah yang seharusnya diserahkan saat pengajian Majelis Ta'lim Nurul Iman, Karang Jangkong, batal dilakukan.

Ternyata, nenek Sahnun mengalami musibah. Sebelum menerima hadiahnya, nenek Sahnun  digigit anjing saat memulung botol plastik di lingkungan Cakranegara, Kota Mataram.

"Semestinya hari ini dia harus ke IGD Rumah Sakit Provinsi NTB, Dinas Peternakan dan pertanian Kota Mataram sudah siapkan suntikan anti rabies," kata Raehan, sahabat dekat Sanhun, Jumat (9/8/2019).

Begitulah Sahnun, meski kaki kanannya sakit karena gigitan anjing piaraan warga, Sahnun pantang untuk meninggalkan kerjanya sebagai pemulung.

Sempat menolak

Acara penyerahan berubah di emperan toko dan warung, tempat Sahnun menyimpan hasil memulungnya.

Meski demikian, pihak NRA Travel juga tak mudah memberi hadiah. Jika kebanyakan orang akan menyambut gembira hadiah, Sahnun justru sempat menolaknya.

"Saya mau bayar sendiri, tabungan saya ndak cukup, mana bisa ke Makkah," kata nenek Sahnun menolak.

Perwakilan NRA travel di Lombok Izza menjelaskan dengan baik maksud dan tujuan mereka memberi hadiah. Kepala Lingkungan Karang Jangkong Nazamuddin turut memberi penjelasan dengan bahasa yang lebih mudah dipahami Sahnun.

"Ini hadiah gratis, NRA namanya, mau ajak Sahnun ke tanah suci, mau ya" kata Nazamuddin disambut gelengan kepala Sahnun.

Warga sekitar ikut memberi penjelasan. Namun, Sahnun tetap tak percaya.

"Mana mungkin, bukan ndak mau, tapi mana mungkin," kata Sahnun sambil keheranan.

"Ini hadiahnya dikasi sekarang, tapi perginya nanti November, sama saya nanti akan saya temani," kata Nazamuddin.

Usaha untuk meyakinkan akhirnya berhasil. Sahnun meneteskan air mata, tak percaya karena impiannya selama ini untuk berangkat ke Makkah dapat terwujud.

"Mau saya, tapi ndak percaya. Ibu saya sudah meninggal, Bapak saya sudah meninggal, saya mana bisa ke sana, uang siapa?" kata Sahnun.

Nazamuddin mengatakan, Sahnun hidup sebatang kara di Mataram, setelah kedua orangtuanya meninggal. Sahnun sudah lama tidak bertemu dengan keluarga dan kerabatnya yang lain.

Selian itu, Sahnun tak pernah mau menerima pemberian dari siapapun, selama dia merasa mampu mencari dan memenuhi sendiri kebutuhan hidupnya.

Pemberian hadiah umrah ini baginya mustahil. Itu sebabnya Sahnun sempat menolaknya.

"Jadi bukan maksud dia menolak atau bagaimana, dia hanya bingung dan tidak yakin ada yang mau memberi hadiah seperti yang dia impikan selama ini," kata Nazamuddin.

Izza dari NRA menyampaikan bahwa NRA Travel memberikan hadian umrah pada Sahnun, karena kegigihan dan upayanya yang keras untuk berkurban sapi di Hari Raya Idul Adha.

"Pimpinan kami memberikan umrah gratis pada nenek Sahnun, karena tergerak mengingat apa yang dilakukan nenek Sahnun sangat menginspirasi banyak orang. Semoga ini diterima nenek Sahnun," kata Izza.

Pemandangan menarik terlihat ketika Rehan, sahabat Sahnun, mengenakan hijab merah muda pada Sahnun sebagai tanda dia akan segera menuju tanah suci.

Sahnun hanya terdiam dengan mata berkaca-kaca. Sambil terbata-bata, Sahnun mengucapkan rasa syukurnya yang dalam.

Pemulung istimewa

Bagi orang yang mengenalnya, Sahnun bukanlah pemulung biasa. Dia adalah pemulung tua yang istimewa.

Jemaah pengajian di Masjid Nurul Iman, tempat Sahnun ikut pengajian, menyambut bahagia hadiah yang diterima nenek pemulung ini.

Bagi mereka, nenek Sahnun adalah gambaran dan wujud keikhlasan yang bisa menjadi contoh bagi setiap orang.

"Memulung, baginya adalah pekerjaan yang membuatnya merasa hidup, tanpa menuntut banyak hal, terlebih menerima hadiah cuma-cuma yang tiba-tiba datang padanya. Kami sangat bahagia dia mendapatkan hadian ini," ucap Handayani, anggota Majelis Ta'lim Nurul Iman.