Kemudahan pinjam-meminjam uang memang sangat marak di era sosial media dewasa ini. Setiap hari, ada saja SMS yang masuk dan menawarkan untuk memberikan pinjaman uang dengan bunga 0% persen dan bisa dicicil dalam jangka waktu tertentu. Tak hanya itu, ada ratusan provider yang memfasilitasi orang-orang yang tidak punya cukup uang untuk minjam dulu bayar kemudian. Bahkan di aplikasi belanja online juga sudah ada PayLater, yang membuatmu bisa membayar nanti saja alias ngutang.
Nah, masalahnya, saat sudah jatuh tempo tapi kamu telat membayar, tamatlah riwayatmu. Karena sistem pinjaman online ini akan memberikan bunga 10% persen setiap harinya. Bayangkan saja betapa besar bunga utang tersebut. Kejadian ini bukan dialami oleh satu atau dua orang loh, tapi sudah banyak. Salah satunya yang bisa kita jadikan pelajaran adalah kisah yang diceritakan oleh akun Twitter @archerryeriandi berikut ini.
Kejadian yang dialami oleh kakaknya sendiri
Sebenernya aib tapi keknya w udah ga kuat gitu loh kalo mendem sendiri. Dan mungkin bisa jadi pembelajaran buat kleand kleand yang bpjs alias budget paspasan jiwa sosyelita… please stop using credit card, online credit or whatever it is…
@archerryeriandi mengatakan bahwa kejadian terjerat rentenir online ini dialami oleh kakak kandungnya. Tepatnya di pertengahan tahun 2018, si kakak meminjam pada satu penyedia jasa kredit sebanyak 3.500.000 (tiga juta lima ratus ribu Rupiah). Nah, saat ketahuan, tiba-tiba bunga dari utang ini sudah beranak pinak mendekati angka 90 juta. Hal ini karena per hari dihitung 10 persen bunga. Demi menutupi utang awal yang sudah jatuh tempo, si kakak ini meminjam ke penyedia jasa kredit lain. Hal ini dinilai memang sangat solutif, tapi sama saja dengan gali lobang tutup lobang, ditambah bunga per kredit bisa membuat sengsara.
Mencoba untuk bunuh diri
Parahnya, kakak dari @archerryeriandi bukanlah orang yang suka bercerita kepada keluarga. Ia hanya memendam semuanya sendiri. Sehingga saat sudah merasa tertekan dan pusing memikirkan utang yang banyak, ia memutuskan untuk bunuh diri saja. Dari sinilah kemudian keluarga baru mengetahui masalah si kakak tadi. Keluarga melakukan segala upaya demi lunasnya pinjaman yang sudah sangat membengkak itu. Hingga keluarganya pinjam uang ke sana kemari hingga menjual mobil. Singkat cerita, Januari 2019 lalu, semua pinjaman lunas.
Masalah baru muncul dari pinjaman tersebut
Setelah utang pertama lunas, nyatanya masih ada sisa bunga 2,5 juta dari bulan Januari lalu. Karena sudah malu pinjam uang ke keluarga, pinjaman yang jatuh tempo, serta panggilan dan tagihan dari para debt collector yang pastinya membuat pusing. Akhirnya, dengan penuh keberanian tanpa pikir panjang, ia kembali meminjam kepada puluhan penyedia pinjaman online. Stress membuat ia kembali mencoba bunuh diri –yang lagi-lagi gagal. Masalah ini baru tercium sekitar satu minggu yang lalu, plus 23 dari 90 tempat meminjam uang sudah jatuh tempo dan harus dibayar segera.
Meminjam kepada keluarga
Dari 23 jasa pinjaman online inilah, semua keluarga mengupayakan kembali bisa mendapatkan uang untuk membayar dan melunasi utang. Hingga akhirnya terkumpul 34 Juta Rupiah, dan utang ini lunas. Semoga cerita ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua ya. Tidak ada yang melarang untuk memakai credit card, pinjaman online, PayLater, atau apapun itu yang sifatnya ngutang dan bisa dibayar nanti-nanti, asal bisa sanggup membayar sebelum jatuh tempo. Kalau tidak, nasibnya bisa jadi seperti Mbak yang di cerita ini.
Menggunakan secara bijak credit card atau jasa pinjaman online yang ada
Pelajaran lain dari kasus ini adalah sebelum meminjam, pastikan dulu kalau provider tersebut sudah terdaftar dan mendapat izin dari OJK. Jika tidak maka bisa jadi, ia illegal. Untuk penggunaan kartu kredit juga harus bijak, ya, gaes. Mungkin bisa mengikuti saran yang diberikan oleh akun @AldyGPrayoga berikut ini. Karena sekarang semakin banyak platform pinjaman online memang bisa membuat gelap mata. Namun, saat kamu lengah sedikit saja, maka tamatlah riwayatmu. Stress berkepanjangan.
Gunakan credit card dengan bijak :
Itulah cerita dari mereka yang sudah terjerat oleh rentenir online. Bagaimanapun pilihan ada kepadamu, kalau memang bisa bijaksana, maka kartu kredit dan platform pinjaman online lain bisa membantu saat mendesak. Kuncinya satu, jangan lemah iman dan pastikan membayar sebelum jatuh tempo.
Nah, masalahnya, saat sudah jatuh tempo tapi kamu telat membayar, tamatlah riwayatmu. Karena sistem pinjaman online ini akan memberikan bunga 10% persen setiap harinya. Bayangkan saja betapa besar bunga utang tersebut. Kejadian ini bukan dialami oleh satu atau dua orang loh, tapi sudah banyak. Salah satunya yang bisa kita jadikan pelajaran adalah kisah yang diceritakan oleh akun Twitter @archerryeriandi berikut ini.
Kejadian yang dialami oleh kakaknya sendiri
Sebenernya aib tapi keknya w udah ga kuat gitu loh kalo mendem sendiri. Dan mungkin bisa jadi pembelajaran buat kleand kleand yang bpjs alias budget paspasan jiwa sosyelita… please stop using credit card, online credit or whatever it is…
@archerryeriandi mengatakan bahwa kejadian terjerat rentenir online ini dialami oleh kakak kandungnya. Tepatnya di pertengahan tahun 2018, si kakak meminjam pada satu penyedia jasa kredit sebanyak 3.500.000 (tiga juta lima ratus ribu Rupiah). Nah, saat ketahuan, tiba-tiba bunga dari utang ini sudah beranak pinak mendekati angka 90 juta. Hal ini karena per hari dihitung 10 persen bunga. Demi menutupi utang awal yang sudah jatuh tempo, si kakak ini meminjam ke penyedia jasa kredit lain. Hal ini dinilai memang sangat solutif, tapi sama saja dengan gali lobang tutup lobang, ditambah bunga per kredit bisa membuat sengsara.
Mencoba untuk bunuh diri
Parahnya, kakak dari @archerryeriandi bukanlah orang yang suka bercerita kepada keluarga. Ia hanya memendam semuanya sendiri. Sehingga saat sudah merasa tertekan dan pusing memikirkan utang yang banyak, ia memutuskan untuk bunuh diri saja. Dari sinilah kemudian keluarga baru mengetahui masalah si kakak tadi. Keluarga melakukan segala upaya demi lunasnya pinjaman yang sudah sangat membengkak itu. Hingga keluarganya pinjam uang ke sana kemari hingga menjual mobil. Singkat cerita, Januari 2019 lalu, semua pinjaman lunas.
Masalah baru muncul dari pinjaman tersebut
Setelah utang pertama lunas, nyatanya masih ada sisa bunga 2,5 juta dari bulan Januari lalu. Karena sudah malu pinjam uang ke keluarga, pinjaman yang jatuh tempo, serta panggilan dan tagihan dari para debt collector yang pastinya membuat pusing. Akhirnya, dengan penuh keberanian tanpa pikir panjang, ia kembali meminjam kepada puluhan penyedia pinjaman online. Stress membuat ia kembali mencoba bunuh diri –yang lagi-lagi gagal. Masalah ini baru tercium sekitar satu minggu yang lalu, plus 23 dari 90 tempat meminjam uang sudah jatuh tempo dan harus dibayar segera.
Meminjam kepada keluarga
Dari 23 jasa pinjaman online inilah, semua keluarga mengupayakan kembali bisa mendapatkan uang untuk membayar dan melunasi utang. Hingga akhirnya terkumpul 34 Juta Rupiah, dan utang ini lunas. Semoga cerita ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua ya. Tidak ada yang melarang untuk memakai credit card, pinjaman online, PayLater, atau apapun itu yang sifatnya ngutang dan bisa dibayar nanti-nanti, asal bisa sanggup membayar sebelum jatuh tempo. Kalau tidak, nasibnya bisa jadi seperti Mbak yang di cerita ini.
Menggunakan secara bijak credit card atau jasa pinjaman online yang ada
Pelajaran lain dari kasus ini adalah sebelum meminjam, pastikan dulu kalau provider tersebut sudah terdaftar dan mendapat izin dari OJK. Jika tidak maka bisa jadi, ia illegal. Untuk penggunaan kartu kredit juga harus bijak, ya, gaes. Mungkin bisa mengikuti saran yang diberikan oleh akun @AldyGPrayoga berikut ini. Karena sekarang semakin banyak platform pinjaman online memang bisa membuat gelap mata. Namun, saat kamu lengah sedikit saja, maka tamatlah riwayatmu. Stress berkepanjangan.
Gunakan credit card dengan bijak :
- - Hanya gunakan untuk dana jaga jaga (standby loan)
- - Gunakan CC cuma untuk mendapat fas promo / discount
- - Max CC yang dimiliki itu 2 (sesuai aturan BI)
- - Pastikan minimum payment per bulan tidak melebih gaji bulanan
Itulah cerita dari mereka yang sudah terjerat oleh rentenir online. Bagaimanapun pilihan ada kepadamu, kalau memang bisa bijaksana, maka kartu kredit dan platform pinjaman online lain bisa membantu saat mendesak. Kuncinya satu, jangan lemah iman dan pastikan membayar sebelum jatuh tempo.